Senin, 31 Agustus 2009
Miracle is Me
Percaya pada keajaiban. Efek dari kalimat itu akan menjadi berbeda, jika kau mengatakannya kepadaku, bertahun-tahun yang lalu. Tapi kehadiran Andrea Hirata, Donny Dhirgantoro, Pembuat Jejak, Erbe Sentanu, dan Rhonda Byrne, telah membuatku sedikit gila, untuk kemudian berani melangkah, menantang nasib, menantang diriku sendiri untuk meloncat lebih tinggi dari dugaanku, belajar lebih giat daripada yang kukira harus kulakukan, dan berdoa lebih ikhlas dan khusyu daripada yang biasa aku lakukan.
Hubby La Vita Nova adalah keajaiban bagiku. Karena kelahirannya adalah proses panjang yang melibatkan rasa sakit hati, kelelahan, tapi nothing to lose karena Allah selalu membisikiku, menuntun langkah-langkahku.
Dengan keyakinan yang kupancarkan ke semesta, satu demi satu pahlawan datang ke dalam hidupku, mewarnai perjuanganku, turut serta membantu proses kelahiran ini lebih mudah.
Adalah kakak perempuanku, Ai Nurmaliah, yang percaya penuh kepadaku... mendukungku secara finansial dan moral dengan begitu luar biasa--tanpa bertanya untuk apa. Sofi, yang tanpa dukungannya sejak awal, aku nyaris tenggelam, kembali ke dalam ketidakyakinan akan mimpi. Lantas, Arif, yang membuat aku semakin yakin bahwa intuisiku tak mengkhianatiku.
Kehadirannya membuatku kembali bersemangat, kembali merevisi mimpiku yang ku sengaja biarkan tak terlalu tinggi. "Akang selalu bilang bahwa kita harus memasang target yang jauh lebih tinggi daripada kemampuan kita," dan hanya dengan kalimat itu, aku seperti ditampar untuk menyadari self devaluation yang menyerangku, dan aku terduduk, sadar bahwa aku harus bangkit. Sekarang. Tak ada kapan-kapan lagi.
Tentu saja, banyak kendala yang menghadang, yang merupakan nuansa-nuansa seru dalam perjuangan meraih mimpi--ibarat pohon-pohon dan semak belukar, yang menggores kulit kita selama pendakian dan penaklukan gunung.
Bantuan demi bantuan datang. Ari, sahabat kecilku, bersedia dengan sungguh untuk mendesain coverku tanpa bayaran (hasilnya luar biasa memuaskan, demi Tuhan). Kang Unus, dengan rendah hati, rela aku repotkan untuk melay out novel itu.
Keajaiban paling memukau adalah hadirnya "Beruang 17". Ini semakin mengukuhkanku bahwa aku adalah keajaiban. Keajaiban akan hadir, laksana pertolongan-pertolongan tak terduga saat pahlawan kita terdesak antara hidup dan mati.
Barangkali karena perasaan positif yang aku lemparkan ke semesta, atau karena rasa nothing to lose yang membuatku yakin bahwa 'apapun yang terjadi, semua akan berakhir dengan bahagia, sesuai dengan apa yang aku inginkan'.
It's not about my fight, it's all about God help.
Allah memelukku, mengantarkanku berjalan sejauh ini, sejauh langkah yang tak pernah kusadari akan tiba jua kepadaku, yang memimpikannya sedari dulu.
Jadi, jika kau punya mimpi. Yakini, berjuang, dan lihatlah apa yang akan terjadi. Seperti itulah proses kelahiran Hubby La Vita Nova bagiku.
Miracle is me, miracle is you, miracle is us, miracle is everyone else.
Hubby La Vita Nova adalah keajaiban bagiku. Karena kelahirannya adalah proses panjang yang melibatkan rasa sakit hati, kelelahan, tapi nothing to lose karena Allah selalu membisikiku, menuntun langkah-langkahku.
Dengan keyakinan yang kupancarkan ke semesta, satu demi satu pahlawan datang ke dalam hidupku, mewarnai perjuanganku, turut serta membantu proses kelahiran ini lebih mudah.
Adalah kakak perempuanku, Ai Nurmaliah, yang percaya penuh kepadaku... mendukungku secara finansial dan moral dengan begitu luar biasa--tanpa bertanya untuk apa. Sofi, yang tanpa dukungannya sejak awal, aku nyaris tenggelam, kembali ke dalam ketidakyakinan akan mimpi. Lantas, Arif, yang membuat aku semakin yakin bahwa intuisiku tak mengkhianatiku.
Kehadirannya membuatku kembali bersemangat, kembali merevisi mimpiku yang ku sengaja biarkan tak terlalu tinggi. "Akang selalu bilang bahwa kita harus memasang target yang jauh lebih tinggi daripada kemampuan kita," dan hanya dengan kalimat itu, aku seperti ditampar untuk menyadari self devaluation yang menyerangku, dan aku terduduk, sadar bahwa aku harus bangkit. Sekarang. Tak ada kapan-kapan lagi.
Tentu saja, banyak kendala yang menghadang, yang merupakan nuansa-nuansa seru dalam perjuangan meraih mimpi--ibarat pohon-pohon dan semak belukar, yang menggores kulit kita selama pendakian dan penaklukan gunung.
Bantuan demi bantuan datang. Ari, sahabat kecilku, bersedia dengan sungguh untuk mendesain coverku tanpa bayaran (hasilnya luar biasa memuaskan, demi Tuhan). Kang Unus, dengan rendah hati, rela aku repotkan untuk melay out novel itu.
Keajaiban paling memukau adalah hadirnya "Beruang 17". Ini semakin mengukuhkanku bahwa aku adalah keajaiban. Keajaiban akan hadir, laksana pertolongan-pertolongan tak terduga saat pahlawan kita terdesak antara hidup dan mati.
Barangkali karena perasaan positif yang aku lemparkan ke semesta, atau karena rasa nothing to lose yang membuatku yakin bahwa 'apapun yang terjadi, semua akan berakhir dengan bahagia, sesuai dengan apa yang aku inginkan'.
It's not about my fight, it's all about God help.
Allah memelukku, mengantarkanku berjalan sejauh ini, sejauh langkah yang tak pernah kusadari akan tiba jua kepadaku, yang memimpikannya sedari dulu.
Jadi, jika kau punya mimpi. Yakini, berjuang, dan lihatlah apa yang akan terjadi. Seperti itulah proses kelahiran Hubby La Vita Nova bagiku.
Miracle is me, miracle is you, miracle is us, miracle is everyone else.
Langganan:
Postingan (Atom)