Kisah nyata, nama dan peristiwa disamarkan.
Bertahun-tahun yang lalu, di sebuah keluarga, ada seorang pembantu perempuan yang begitu disayangi, sampai dianggap sebagai bagian dari keluarga sendiri. Ia bertugas mengasuh anak cikal dari keluarga tersebut yang saat itu masih kelas 1 SD. Di sebuah SD islam yang terkenal.
Pembantu itu, anggap saja, namanya Alen. Atau Al, sudah bekerja lebih dari setahun di rumah itu. Dan tak pernah ada skandal apapun. Kerjanya nyaris tanpa cela. Mulai dari cara dia mengasuh Si Anak Cikal, sampai kebersihan lantai dan makanan yang dia buat. Semuanya sempurna. She do the best and give the best.
Ada tiga orang pembantu di keluarga itu, masing-masing dengan tugas yang berbeda. Al yang bertugas mengurus anak cikal, De yang mengurus anak kedua, dan Ti yang bertugas memasak. Walau begitu, mereka mengerjakan tugas itu dengan fleksibel, saling membantu, dan jarang sekali terjadi konflik.
Sampai suatu ketika, entah bagaimana, tapi muncul gelagat yang aneh dari si Al ini. Setelah Sang Nyonya rumah melakukan beberapa kali 'pengamatan', sadarlah ia bahwa si Al sedang 'melet' suaminya.
Di kamarnya, ia menemukan 'buku harian' Al yang bertulisan, "Semua lelaki yang kini dekat denganku hanyalah boneka. Tujuanku bukanlah mereka, tapi "dia", sayangnya ada penghalang, tapi aku akan mengenyahkannya."
Nyonya-rumah yang pikirannya sudah dipenuhi prasangka bahwa Al menyukai suaminya langsung kalap. Ia langsung saja melakukan sidak, dan sore harinya, ia mengusir Al keluar rumah.
Besoknya, sopir disuruh mengantarkan Al pulang ke rumah.
Dan lama kemudian tak ada kabar.
Tapi di rumah itu beredar spekulasi-spekulasi. Diantaranya: tingkah Al karena pengaruh sihir yang 'dikirmkan' oleh mertua-perempuan Nyonya-rumah, yang benci ke si Nyonya-rumah, karena takut harta kekayaan keluarga itu akan jatuh ke anak-anak si Nyonya-rumah.
Di sisi lain, sang suami tak percaya sihir, dan karenanya Nyonya-rumah tak berani membicarakannya. Ia memendam sendiri kemarahannya itu, kebenciannya itu, sampai....
bertahun-tahun kemudian, Al dengan nama samaran mengirimiku sms. Aku tahu perkara itu, dan mungkin lebih tahu daripada Al sendiri. Al menceritakan bahwa ia dipaksa putus dengan pacarnya dan dinikahkan paksa dengan orang Jakarta. Menurut Al, sampai sekarang dia belum bisa melayani suaminya.
Mau tak mau saya berpikir, mungkinkah ini karma atas ulah Al bertahun-tahun yang lalu? Tuhan Tahu Tapi Menunggu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar